Bawa Botol Minum Kemanapun Pergi

Eskalasi Rasa
3 min readFeb 27, 2024

--

Sebuah hadiah tak terduga, berupa botol air minum.

Momen itu terjadi waktu selesai sidang laporan akhir kuliah di jogja dulu, beberapa teman datang mengucapkan selamat dan hal-hal lumrah lainnya. Biasanya, disaat seperti ini adalah hal biasa membawa hadiah berupa bunga, coklat, atau hal lain serupa. Ada seorang teman, dia memilih memberikan saya hadiah sebuah botol air minum (atau tumblr), dengan pesan kurang lebih begini “Bawa botol minum ini kemanapun, stay hydrate, selamatkan lingkungan”. Pesan yang mengubah kebiasaan baru, sejak itulah botol minum jadi benda yang aku bawa kemanapun aku pergi.

Photo by quokkabottles on Unsplash

Sebenarnya aku bukan orang yang militan amat ke issue lingkungan, opsi ramah lingkungan juga belum bisa jadi pilihan utama di semua kegiatanku. Selain praktis, banyak ruang publik sekarang sudah menyediakan tempat refill air minum gratis, membantu mempermudah kebiasaan membawa botol minum. Jadi, bawa botol minum sendiri menutuku adalah hal simpel, kebiasaan kecil yang berkontribusi untuk meningkatkan rasa “harus lebih peduli lingkungan”.

Lambat laun, kebiasaan ini pun berevolusi menjadi sebuah refleksi kecil dari kepedulianku terhadap lingkungan. Meskipun terkesan sepele, nyatanya botol minum menjadi pemantik tumbuhnya awareness terhadap issue lingkungan. Tak perlu mulai dari hal besar, atau bahkan menjadi aktivis garis keras untuk menunjukkan kepedulian kita akan issue ramah lingkungan ini.

  • Krisis sampah plastik sekali pakai

Menurut artikel National Geographic, diperkirakan 1,3 miliar ton plastik akan memenuhi Bumi pada 2040, baik di daratan maupun di lautan. Jika kita fokuskan di Indonesia saja, kita menghasilkan sampah 64juta ton/tahun, dan sekitar 3,2 juta ton nya adalah sampah plastik.

Dari jumlah tersebut, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menyumbang 226 ribu ton (7,06%). Dimana 46 ribu ton (20,3%) dari total sampah AMDK adalah sampah kemasan gelas plastik. Kalo kita asumsikan berat gelas plastik 5 gram, maka setiap orang di Indonesia (273,5 juta jiwa) rata-rata menyumbang sampah gelas plastik 33,6 gelas/tahun. Wow

Menurut peraturan Menteri LHK nomor 75 tahun 2019. Indonesia menargetkan untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai hingga 30% pada tahun 2030. Tapi faktanya, pengelolaan sampah masih belum maksimal.

Ada yang bilang gelas kertas dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi sampah plastik, bahkan produksi gelas kertas ini meningkat akhir-akhir ini, sebesar 320 miliar cangkir kertas/tahun. Namun nyatanya, proses daur ulang gelas kertas ini pun menemui hambatannya, kurang dari 1% saja angka yang berhasil didaur ulang. Salah satunya kesulitan dalam proses pemisahan kertas dan plastik. Pada kenyataannya beberapa produsen gelas kertas, masih menggunakan plastik pada produk gelas kertas tersebut.

Memang sulit, banyak hal sedang dicoba dan diteliti lebih lanjut untuk mengatasi masalah lingkungan ini. Karena itu, mulai dulu aja dengan hal paling simpel dan murah, bawa botol minummu sendiri kemanapun kamu pergi, hal kecil yang positif untuk kelestarian bumi.

Yuk kita buat kebiasaan bawa botol minum sebagai gaya hidup, selain ramah lingkungan juga menyehatkan. Dengan bekerja sama, kita bisa mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan dan memulai masa depan yang lebih berkelanjutan.

Source Reference:

1. Studi: Jumlah Sampah di Bumi Akan Mencapai 1,3 Miliar Ton Pada 2040
2. Membawa Tumblr sendiri untuk kelestarian Bumi

--

--

Eskalasi Rasa
Eskalasi Rasa

Written by Eskalasi Rasa

Memulai menulis, mengenang dan mengabadikan perjalanan waktu lewat kata dan rasa.

No responses yet