Kesendirian: Anugerah atau Kutukan?

Eskalasi Rasa
2 min readFeb 8, 2024

--

Di sini, di dalam keheningan diri,
di dalam sanubari hati,
aku menari dalam kesendirian,
menemukan kedamaian dan ketenangan.

Di dalam kesendirian,
datang sebuah keberdayaan,
keberanian untuk menatap masa depan,
menyusuri jalan yang terjal.

Kesendirian lain dari kesepian,
tempat ditemuinya makna kehidupan.
Kesendirian bukan kesepian,
tetapi ruang intropeksi panjang.

Kesendirian, Anugerah atau kutukan ?
di antara sunyi yang menyapa,
Jauh dari hiruk pikuk dunia,
Semoga kau menemukan jawabnya.

Yang jelas, kesendirian bukan penjara,
membebaskanmu dari sengsara,
membawa diri hadir sepenuhnya,
kembali bangkit penuh kebijaksanaan.

Bogor, 08 Februari 2024 (22:36)

Menikmati kesendirian salah satu caranya memandang laut, matahari tenggelam (dan bayanganmu). Sudut Kota Labuan Bajo, foto koleksi pribadi.

Kesendirian: Anugerah atau Kutukan? — Sebuah Refleksi

Sudut pandang: Prosa menggunakan sudut pandang orang pertama (“aku”)
Penekanan: Prosa lebih menekankan pada keberanian dan introspeksi,
Bahasa: Prosa menggunakan bahasa yang lebih lugas dan sederhana,

Menerjemahkan:
Bait pertama: Bait pembuka dengan menggambarkan kesendirian sebagai tempat untuk menemukan ketenangan dan kedamaian.
Bait kedua: Bait ini menekankan kekuatan dan keberanian yang dapat ditemukan dalam kesendirian.
Bait ketiga: Bait ini membedakan antara kesendirian dan kesepian, dan menekankan nilai introspeksi.
Bait keempat: Bait ini mengajukan pertanyaan tentang apakah kesendirian adalah anugerah atau kutukan, dan mengundang pembaca untuk menemukan jawaban mereka sendiri.
Bait kelima: Bait ini menegaskan bahwa kesendirian bukanlah penjara, tetapi ruang untuk pembebasan dan kebijaksanaan.

Inspirasi:
“Kesendirian bukanlah kutukan, melainkan kesempatan untuk mengenal diri sendiri.” — Paulo Coelho

Datang dari bacaan kata-kata indah dari Paulo Coelho, lahir prosa yang saya pribadi merasa terefleksikan.

--

--

Eskalasi Rasa
Eskalasi Rasa

Written by Eskalasi Rasa

Memulai menulis, mengenang dan mengabadikan perjalanan waktu lewat kata dan rasa.

No responses yet