Tentang Banda Neira
Banda Neira: Surga di Timur Indonesia
“Jangan mati sebelum ke Banda Neira.”
-ucap seorang intelektual dan revolusioner kemerdekaan Indonesia, Sutan sjahrir.
Ungkapan ini mungkin sudah sering didengar. Tapi, pernahkah kita berpikir, kenapa Sutan Sjahrir mengatakan kalimat tersebut? sa akan coba terka alasannya.
Menurut buku “Sjahrir; Peran besar bung kecil”, sebelum diasingkan ke Banda Neira, Sjahrir terlebih dulu dipaksa menetap di Boven Digoel, Papua. Di sana, beliau mengalami berbagai kesulitan, seperti iklim yang keras, penyakit, dan isolasi.
Setelah dipindah ke Banda Neira, Sjahrir merasakan hal yang berbeda. Ia terpesona dengan keindahan alam juga keramahan penduduk setempat. Pada juni 1936 ia menuliskan surat untuk istrinya, Maria :
“Banda Neira adalah tempat yang luar biasa. Keindahan alamnya tak terlupakan. Lautnya biru jernih, pasirnya putih bersih, dan langitnya biru cerah. Aku merasa seperti berada di surga.
Aku ingin kau melihatnya suatu hari nanti. Kau pasti akan terpesona.
Jangan mati sebelum ke Banda Neira.”
-Sjahrir.
Pengalaman Sjahrir di Banda Neira selama pengasingan 6 tahun lamanya (1936–1942) telah mengubah pandangannya tentang hidup. Ia menyadari bahwa keindahan alam dan keramahan manusia adalah hal yang sangat berharga.
Jadi, kapan kamu mau ke Banda Neira?